Selama
bulan Ramadan sudah menjadi hal yang biasa pada setiap Kotbah jum'at,
Kultum diisi dengan pemahaman bahwa 10 hari pertama puasa Ramadan adalah
saat pengampunan terhadap dosa, 10 hari kedua adalah saat penuh rahmat,
dan 10 hari terakhir adalah saat kita dijauhkan dari api neraka.
Banyak
dai yang mengatakan pada setiap kotbahnya bahwa dengan berakhirnya kita
menjalani puasa Ramadan, kita pasti memperoleh kemenangan, bahwa kita
akan kembali seperti selembar kertas putih tanpa tulisan atau seperti
anak kecil yang baru lahir, tanpa dosa sama sekali dan kita kembali
kepada fitrah diri kita sebagai manusia.
Karena
itu pantaslah apabila kita merayakan kemenangan dengan kembalinya kita
kepada fitrah, menjadi manusia tanpa dosa. Itulah Idul Fitri yang selalu
kita rayakan dengan meriah, bahkan ada kalanya kita rayakan secara
berlebihan.
Di
sejumlah tempat bahkan ada yang merayakan hari raya ketupat yaitu
tepatnya enam hari setelah Idul Fitri, suatu kegiatan budaya yang penuh
nuansa keagamaan.
Maaf dan Ampunan.....pasti kita proleh..namun Apakah kita pasti telah memperoleh kemenangan setelah berpuasa secara fisik?
Sementara
kita tidak tahu apakah secara batin puasa kita telah memberikan dampak
positif secara berarti kepada diri kita sehingga bisa mengendalikan
nafsu pada 11 bulan lainnya?
Tetapi apakah
Allah pasti mengampuni dosa kita kepada orang lain yang haknya kita
ambil apalagi didunia Bikers dengan Hukum rimbanya, kalau orang itu
tidak memaafkan tindakan kita?
Apakah
perbedaan pendapat mampu mengalahkan diri sendiri dan bersedia meminta
dan memberi maaf? Apakah kita susah bisa memberikan keadilan kepada
sesama Biker's, mereka yang kita rugikan, karena beda pendapat dengan
kita, apakah kita sudah memperoleh kemenangan sejati dalam puasa kita?
Jawabannya: jika kita telah mencapai tujuan berpuasa, yaitu menjadi orang yang bertakwa, derajat tertinggi di mata Allah.
Seperti
apakah orang yang bertakwa?Orang yang mau meminta maaf dan memaafkan,
yang mau menafkahkan rezeki kepada sesama dalam keadaan sempit atau
lapang, yang mau jujur kepada dirinya, yang rendah hati, yang berusaha
sekuat tenaga menjaga dan mengevaluasi keikhlasan di dalam setiap
kegiatan tentunya kegiatan Biker's Bro...!!!, kita berusaha menjalankan
kegiatan kita sesuai perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dan tidak
berlaku zalim kepada Bikers's lainnya, sory bro ini versi Biker's
Selama
kita jalankan selama 11 bulan setelah Ramadan. Tentu tidak mungkin
tercapai 100 persen, tetapi tercapai sebagian besar sudah cukup.
Berapa
puluh kali puasa Ramadan dan perayaan Idul Fitri kita butuhkan supaya
kita bisa memperoleh kemenangan sejati dan kembali menjadi manusia yang
sesuai dengan fitrahnya sehingga sungguh-sungguh layak merayakan
kemenangan tersebut?
‘IdulFitri
adalah hari pertama dimana seorang mu’min menghayati kegembiraan yang
besar, yang memberikan bekas dan dampak dalam kehidupannya
pertama karena sudah berhasil menunaikan kewajiban(puasa)
kedua kita sudah siap menerima imbangan (pahala) di hari yang akan datang.
Kedua realitas ini adalah unsur yang amat penting dalam mewujudkan kebahagiaan hidup pribadi dan masyarakat.
Dengan keberhasilannya melakukan kewajiban itu, maka jiwa merasa tenang dan tenteram ( muthmainah), hati nurani menjadi murni, dada menjadi lapang, cita-cita semakin mantap, kemauan bertambah kuat, dan berbagai sikap jiwa lainnya yang positip.
Dengan keberhasilannya melakukan kewajiban itu, maka jiwa merasa tenang dan tenteram ( muthmainah), hati nurani menjadi murni, dada menjadi lapang, cita-cita semakin mantap, kemauan bertambah kuat, dan berbagai sikap jiwa lainnya yang positip.
Posting Komentar
Terimakasih anda sudah memberi komentar kritik dan saran untuk pengembangan websiteini